Skip to content Skip to footer

DOA BAPA KAMI

Memahami Makna Melalui Sebuah Cerita

 

Sebuah “Keharusan” 

kalamhidup.comDoa Bapa Kami bukanlah doa yang asing bagi kita. Bahkan, setiap kita hafal kata demi kata yang terdapat di dalam Doa Bapa Kami. Bahkan, di banyak gereja sudah menjadi “keharusan” untuk mengucapkan Doa Bapa Kami sebagai penutup doa syafaat. Sepertinya tidak sah atau tidak afdal jika doa syafaat tidak diakhiri dengan Doa Bapa Kami. Apalagi, Doa Bapa Kami itu adalah doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri.

Bukan Sekadar Hafalan atau Sisipan

Setiap kita, orang percaya, tentu setuju bahwa Doa Bapa Kami bukanlah sekadar hafalan atau sisipan wajib yang harus diucapkan ketika kita beribadah atau mengakhiri sebuah doa, melainkan lebih daripada itu. Jika kita gali lebih dalam, maknanya sangat luar biasa: bagaimana Tuhan Yesus merangkum semua kebutuhan hakiki manusia dalam sebuah doa singkat!

Memahami dan Memahamkan Doa Bapa Kami

Makna atau penjelasan tentang Doa Bapa Kami mungkin sudah sering kita dengar atau baca. Bahkan, mungkin saja baru minggu kemarin kita mendengarkan penjelasannya dari pendeta melalui mimbar khotbah di kebaktian Minggu atau dalam kegiatan PA.

Walaupun singkat, Doa Bapa Kami itu memiliki makna yang mendalam: dari pemahaman akan Pribadi yang dapat dipanggil Bapa, kekudusan nama-Nya, kehendak-Nya, pemeliharaan-Nya, ajaran untuk mengampuni, permohonanan atas perlindungan-Nya, sampai dengan pengakuan atas kemahaan-Nya.

Anggaplah kita (sebagai orang dewasa) pada saat ini memahami makna Doa Bapa Kami. Pertanyaannya kemudian adalah, apakah kita juga bisa memahamkan atau memberikan penjelasan tentang makna Doa Bapa Kami itu kepada anak-anak dengan bahasa dan pemahaman mereka yang masih sederhana? Membuat mereka hafal Doa Bapa Kami mungkin lebih mudah. Namun, memberikan penjelasan kepada mereka tentang maknanya tentu ceritanya berbeda.

Menjelaskan Melalui Cerita

Pada Maret 2012, Kalam Hidup menerbitkan buku cerita anak dengan judul Doa Bapa Kami. Buku itu dikarang oleh Ki Onggo. Walaupun sudah lama diterbitkan, isi buku itu ternyata masih tetap relevan dengan kehidupan masa kini. Oleh sebab itu, buku tersebut dapat dijadikan sebagai bacaan yang bermanfaat guna mengajarkan atau memahamkan makna yang terkandung dalam Doa Bapa Kami kepada anak-anak.

Buku itu mengisahkan keluarga Priyo dengan kedua anak mereka: Anggie dan Putri. Pada suatu hari kedua putri mereka merasa penasaran dengan doa yang selalu didoakan oleh mereka, yaitu Doa Bapa Kami. Akhirnya, mereka pun bertanya kepada orang tuanya, tentunya dengan kepolosan dan kesederhanaan bahasa serta pikiran mereka. Inilah beberapa contoh pertanyaan mereka.

  • “Yah, mengapa kita menyebut doa itu ‘Doa Bapa Kami’ dan siapa yang mengajari mereka?”
  • “Yah, mengapa kita sering mengucapkan doa itu? ”
  • “Mengapa Tuhan Yesus hanya mengajarkan satu doa?”
  • “Apakah setiap orang dapat mengucapkan doa itu, Yah?”
  • “Mengapa kita berdoa ‘Datanglah Kerajaan-Mu’?”

Selain itu, masih banyak lagi pertanyaan khas anak-anak (Anggie dan Putri) yang ditanyakan kepada orang tuanya (Bapak dan Ibu Priyo) , yang mungkin kita –sebagai orang dewasa– cukup sulit untuk menjelaskannya dengan bahasa yang dapat dipahami oleh anak-anak.

Ki Onggo, sebagai pengarang buku ini, cukup berhasil menyampaikan jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut melalui tokoh Bapak dan Ibu Priyo. Di dalam buku itu digambarkan bagaimana Bapak dan Ibu Priyo memberikan penjelasan dengan cara yang sederhana, bukan dengan teologi yang men-ndakik-ndakik atau men-jelimet. Penjelasan mereka mengalir secara natural, teratur, santai, sesuai dengan konteks atau alam pemikiran anak-anak, bahkan sesekali diselipi dengan candaan ringan.

Pengisahan yang disusun secara teratur dan bertahap oleh Ki Onggo melalui kehidupan keluarga Bapak dan Ibu Priyo (juga Anggie dan Putri) membuat pembaca (juga kita dan anak-anak) dapat turut memahami makna Doa Bapa Kami dan konteksnya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebuah Alternatif

Bagi kita yang kebetulan atau memang ingin menjelaskan makna Doa Bapa Kami kepada anak-anak, buku Doa Bapa Kami karangan Ki Onggo ini bisa dijadikan sebagai salah satu alternatifnya. Bahasanya ringan. Penjelasannnya pun mudah dipahami karena dibawakan dalam bentuk cerita sehingga tidak membosankan atau ada kesan menggurui. Selain itu, gambar-gambar di dalamnya –yang sengaja dibuat hitam putih– dapat dipakai sebagai kegiatan mewarnai  bersama dalam keluarga.

Tjev Adipatra Sairoen

Sampaikanlah Pendapatmu...
+1
3
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Leave a comment

Verified by MonsterInsights