Skip to content Skip to footer

Upacara Kristen: Dari Perjamuan hingga Kedukaan

kalamhidup.com – Upacara adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat manusia. Bermacam budaya di dunia memiliki upacara khasnya masing-masing. Hal serupa juga berlaku dalam wilayah keagamaan. Umat Kristen, secara khusus, juga memiliki upacara yang berperan penting di dalam kehidupan imaninya. Berbagai upacara Kristen tersebut menjadi cara mengungkapkan iman, menyatakan hubungan dengan Tuhan, dan sarana perayaan momen-momen penting dalam kehidupan rohani.

Kali ini, akan diulas beberapa upacara Kristen pada umumnya. Pembahasan difokuskan pada lima upacara Kristen, yaitu perjamuan suci (kudus), pembaptisan, persembahan anak, pernikahan, dan kedukaan. Setiap upacara Kristen tersebut memiliki makna dan simbolisme yang unik serta penting bagi komunitas Kristen. Berikut pembahasan singkatnya.

Nama-Nama Upacara Kristen

Perjamuan Kudus - Upacara Kristen

1. Upacara Kristen Perjamuan Suci (Kudus)

Upacara Kristen yang satu ini, perjamuan suci atau perjamuan kudus, pada umumnya dilaksanakan dalam peribadatan gerejawi. Upacara Kristen atau sakramen itu sejalan serta selaras dengan amanat Kristus untuk melestarikannya (lihat Luk. 22:19–20).

19“Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: ‘Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.’ 20Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.’”

Upacara Kristen yang biasa dipimpin seorang pendeta itu mengandung simbolisme penebusan Kristus, yang dilambangkan dengan roti dan anggur. Roti di situ melambangkan Tubuh Kristus yang telah diserahkan. Adapun air anggur melambangkan darah Kristus yang sudah tercurah. Sebelum menerima sakramen atau upacara Kristen yang satu itu, kita harus dengan sungguh-sungguh menguji diri untuk memastikan kelayakan kita. Sebagaimana disebutkan dalam 1 Korintus 11:27-29,

27”Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. 28Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. 29Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. 30Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.”

Dalam buku Pedoman Upacara Kristiani yang diterbitkan oleh Kalam Hidup, disebutkan bahwa menguji diri itu berarti memastikan hal-hal berikut.

  • Apakah kita sudah benar-benar bercerai dari dosa?
  • Apakah kita menyesal karena telah berbuat dosa?
  • Apakah kita percaya sungguh bahwa darah Yesus Kristus dapat menyucikan dosa dan membebaskan kita dari hukuman dosa?
  • Apakah kita sudah ditebus oleh kematian Tuhan Yesus Kristus sebagai yang tak bercela, yang telah membenarkan kita di hadapan Allah Bapa?
  • Apakah kita mau mengikut Tuhan dan berharap diperlengkapi diri dengan Roh Kudus sepanjang hidup kita?

Dengan memperhatikan tersebut, kita akan terhindar dari hukuman Tuhan akibat menerima sakramen perjamuan suci dengan cara yang tidak layak. Jadi, berkat dari upacara Kristen yang satu itu akan kita terima dengan penuh.

Baptisan

2. Upacara Kristen Pembaptisan

Pembaptisan adalah salah satu upacara Kristen yang paling penting, sebuah milestone bagi orang percaya. Secara harfiah, טְבִילָה – TEVILÂH (‘baptisan’) adalah suatu tindakan membenamkan diri seseorang ke dalam air. Pada masa purba, orang Yahudi melakukannya di sungai. Namun, pada saat ini mereka menggunakan kolam khusus yang disebut מִקְוֶה – MIQ’VEH. מִקְוֶה – MIQVEH yang berisi air disebut מִקְוֶה מַיִם – “MIQ’VÊH MAYIM”. (Lihat sarapanpagi.org.) Yohanes Pembaptis membaptiskan banyak orang, termasuk Tuhan Yesus, di dalam air (dalam bahasa asli Yunani dituliskan en  {di dalam} dan hudati {air} –lihat sarapanpagi.org).

Dalam Matius 3:11, Yohanes Pembaptis berkata, “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.” Di situ dijelaskan oleh Yohanes Pembaptis bahwa baptisan merupakan tanda pertobatan. Dalam tata gerejawi, kepastian pertobatan seseorang didapat dari bimbingan pribadi calon baptisan oleh seorang hamba Tuhan. Setelah itu, calon baptisan mengikuti katekisasi baptis atau sidi, baru kemudian dibaptiskan. Nah, bagaimana pengalaman rohani yang dialami sahabat ketika dibaptiskan? Silakan tulis di kolom komentar.

3. Upacara Kristen Persembahan Anak

Upacara Kristen persembahan anak merupakan ibadah ketika anak dipersembahkan kepada Tuhan. Bagi para orang tua, membawa anak-anak kepada Tuhan melalui upacara Kristen persembahan anak adalah bentuk tindakan iman. Itu selaras dengan apa yang tertulis dalam Mazmur 22:9-10, juga dalam teladan perbuatan Yusuf dan Maria yang membawa Yesus untuk dipersembahkan. Dalam Lukas 2:21–24 disebutkan,

21”Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. 22Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 23seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ‘Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah,’ 24dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.”

Dalam tindakan imani tersebut, diyakini bahwa anak merupakan milik Tuhan; apa yang dipersembahkan kepada-Nya pasti akan dipelihara oleh-Nya secara sempurna. Tindakan itu juga menjadi penegasan bahwa orang tua yang bersangkutan bersedia mendidik anak-anaknya menurut ajaran firman Tuhan serta memberikan teladan yang benar sebagai orang tua Kristen. Sebagaimana dinyatakan dalam firman Tuhan,

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya, ia takkan menyimpang dari jalan itu” (Ams. 22:6).

“Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu” (Ams. 29:17).

Dengan demikian, ketika mulai beranjak dewasa dan mengerti akan kasih Allah di dalam Yesus Kristus, anak-anak tersebut menjadi percaya dan diselamatkan. Di situ orang tua juga berperan dengan mendorong anak-anak mereka untuk memberi diri dibaptis.

Upacara Pernikahan

4. Upacara Kristen Pernikahan

Upacara Kristen pernikahan adalah salah satu upacara sakral yang mengikat sampai maut memisahkan. Dalam Matius 19:6 Yesus Kristus menegaskan, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Begitu pentingnya sakramen satu itu sehingga persiapan calon mempelai dan masing-masing keluarga dilakukan secara serius dan melalui waktu yang panjang. Persiapan secara kerohanian dan mental dilakukan pihak gereja melalui bimbingan katekisasi pernikahan. Selama proses tersebut, calon mempelai akan diberi bimbingan tentang pernikahan yang kristiani, yang sesuai dengan firman Tuhan.

Di dalam pelaksanaan upacara pernikahan Kristen, ada beberapa hal umum yang menjadi kunci dalam prosesinya. Pertama, janji pernikahan. Sebelum mengucapkan janji, pendeta yang memimpin akan bertanya tentang kesediaan kedua mempelai untuk dinikahkan dihadapan jemaat. (Jauh hari sebelum upacara, kedua mempelai juga biasanya diminta untuk menghafalkan janji pernikahan.) Kedua, pemasangan cincin. Dua buah cincin dijadikan lambang pengikat pernikahan. Material cincin, yang biasanya berupa logam mulia, dianggap sebagai simbol cinta kasih suci (murni) dalam pernikahan yang datangnya dari Tuhan. Bentuknya yang bulat diasosiasikan sebagai hubungan yang tidak berawal dan berakhir, kasih yang kekal dalam kehidupan kedua mempelai. Ketiga, peneguhan dan berkat. Dalam sesi tersebut, kedua prosesi sebelumnya, yaitu janji pernikahan serta pemasangan cincin, akhirnya diteguhkan dan diberkati di dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Keempat, nasihat pernikahan. Pada fase tersebut, pendeta yang memimpin upacara akan memberikan nasihat pernikahan pertama setelah kedua mempelai dinyatakan sah di hadapan Tuhan dan jemaat. Itulah garis besar prosesi dalam upacara pernikahan Kristen.

5. Upacara Kristen Kedukaan

Kedukaan adalah bagian alami dari kehidupan. Di dalam lingkup gerejawi, ada beberapa hal yang lazim dilakukan dalam situasi khusus tersebut. Dalam peristiwa tersebut diadakan prosesi pelepasan jenazah dan prosesi penguburan. Meskipun hanya terdiri atas dua prosesi, pada umumnya ada juga ibadah-ibadah lain yang menyertai, sebelum dan sesudahnya. Biasanya, ketika di rumah duka, diadakan ibadah penghiburan bagi keluarga yang berduka. Tujuan ibadah itu adalah menguatkan keluarga lewat penyampaian firman Tuhan dan persekutuan dengan jemaat. Setelah penguburan, dapat diadakan pula ibadah penghiburan di rumah keluarga yang berduka beberapa hari setelahnya.

 

Simpulan

Sampai di sini, kita bisa melihat bahwa upacara Kristen memiliki peran sentral dalam kehidupan iman dan kehidupan sehari-hari umat. Setiap upacara memiliki makna yang mendalam, mengaitkan orang percaya dengan iman kepada Allah, menguatkan persekutuan antara satu dan yang lainnya di dalam komunitas gereja Kristen. Meskipun beragam dalam praktiknya, upacara-upacara itu adalah inti dari pengalaman keagamaan Kristen. Semoga artikel ini membantu sahabat memahami sedikit lebih baik berbagai upacara Kristen dan menghargai keberagaman dalam praktik-praktik keagamaan Kristen.

-cbp-

 

Sampaikanlah Pendapatmu...
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Leave a comment

Verified by MonsterInsights